Rindu Langit Untuk Dee

Untuk Blog Contest Mizan.com
 Dear Dee yang cerah dan mencerahkan :) ..................
 Ku tahu, disana kamu sedang mencurahkan inspirasi-inspirasimu, menguras tenaga dan fikiranmu dengan menilik relung hati, hingga akhirnya apa yang kau tuliskan, bisa merasuk ke hati-hati kami, indah memang kalau semua ditulis dengan kejujuran hati.
 Yup, Bagai Langit yang merindukan cahaya, hingga gulita berubah menjadi benderang. 
Apa yang kurasa menyimpan kedahsyatan ketika membaca berbagai tulisanmu. 
Kamu tahu? Dari berjuta kata yang telah tertulis dalam beberapa karya kreatifmu itu mengundang sejuta ekspresi. 
Berbagai konflik sederhana yang kamu ciptakan dalam novel mu tetap terbaca lembut, kamu memang "Dewi" yang Multi Talent", yang pandai membuat aku jadi bertanya-tanya tentang alur cerita yang kamu tulis, "it's Really good", aku selalu salah tebak tentang alur cerita dan ini menandakan kalau kamu memang cerdas.
Dengan tulisanmu, kau bisa membuat hatiku terpaut, otakku terfokus hingga menggerakkan anggota tubuhku untuk berekspresi, sesungging senyuman seringkali menemani saat membaca karyamu. 
Pemilihan kata yang kamu gunakan, sangat tepat dan ringan sehingga mudah difahami.
Kamu tahu? aku begitu pedih, tak bisa menahan mutiara dari sudut mata ini ketika kau kisahkan cerita Kugy dan Keenan, apalagi ketika Kugy harus menjauh dari Keenan dan sahabatnya, Hiks-Hiks, tak tertahan T_T.
Aku sangat suka dengan proses keberhasilan seseorang, aku juga sering membaca kisah-kisah dari orang lain tentang perjuanganmu. 
Berbagai proses kesuksesan yang kamu tulis dalam cerita ini, aku yakin sebagian besar adalah pengalaman hidup diri sendiri.
Bisa terbayang, sebongkah semangat dan harapan yang tertuang dalam tulisan-tulisan ini sungguh nyata.
Berharap semangat itu akan menular pada diriku yang diam-diam mengagumimu dan tulisan-tulisanmu. Kamu Unik, Seunik pemilihan judul pada antologi fiksi "Madre". Masih terngiang puisi lembutmu tentang cinta dalam "Madre":
Barangkali cinta
Jika darahku mendesirkan gelombang yang tertangkap
oleh darahmu
dan engkau beriak karenanya
Darahku dan darahmu
terkunci dalam nadi yang berbeda
Namun berpadu dalam badai yang sama
Surat ini kutulis sebagai ucapan terimakasih, atas segala peluh dan perjuangan yang telah kamu kejar. Tulisanmu akan abadi di hati-hati para pengagummu. Teruslah menulis, dan teruslah berkreasi agar selalu mencerahkan para pecinta fiksi, karena menulis juga adalah perjuangan, menorehkan segala kebaikan dengan cara yang lembut. Semoga semangatmu kian membara, dan menular kepada para pembaca tulisanmu.
Dari: Naisa Maulidia
Untuk: Mizan.com

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Game Level 2 Melatih Kemandirian Day 1

SEKELUMIT KISAH MAHASISWI JURUSAN TERTINGGAL “PGTK UNJ”