“IZINKAN AKU MENCINTAIMU WALAU AKU LIBERAL”: KETIKA FILSAFAT DAN CINTA TIDAK LAGI BERJARAK (Part IV)
Di Barat sejak zaman modern diskursus agama berpindah dari tangan teolog ketangan para filosof. Pernyataan theology was subservient to philosophy atau under the tutelage of philosophy adalah realitas yang tidak disesali. Artinya teologi menjadi bulan-bulanan para filosof. Untuk sekedar menyebut beberapa nama, Sartre, Heidegger, Jung, Ludwig Feurbach, William James, Nietzsche, Kant dan lain-lain, adalah filosof-filosof yang bicara soal agama. Padahal mereka tidak punya otoritas untuk bicara teologi. (DR. Hamid Fahmi Zarkasyi) Waktu sudah mengarah ke angka sembilan. Suasana malam di Ciputat berwarna remang-remang. Bohlam besar di tengah taman Fakultas Ushuluddin dan Fisafat memancarkan sinar ke lorong-lorong gelap basement. Gedung berlantai tujuh ini semakin malam semakin ramai. Canda tawa diantara mahasiswa mengalir ditemani dentuman-dentuman suara musik yang terdengar sayup dari depan student centre. Reza tertunduk. Ia berjalan di lantai dasar fakultas tidak lagi melihat pandangan