Pengorbanan; Sebuah komitmen VS Seribu peluh

Beribu peluh kian dirasa, semangat di jiwa pun semakin terkikis
Hal yang semula terasa indah akan semakin membuat gundah
Keikhlasan kini berubah menjadi sebuah fatamorgana yang membutuhkan balasan
Keadaan berat maupun ringan kini menjadi sebuah alasan
Duhai jiwa-jiwa yang tangguh kemanakah pengorbananmu?
Apakah ia bersembunyi?ataukah ia tertutupi oleh rasa malu ?ataukah ia terlupakan karena kesibukanmu?

Sobat, bisakah kamu mengingat keadaan disaat kamu masih menjadi sel sperma yang kecil? Hmm, tentu tidak! Usia 1 tahun saja belum tentu ingat..he…. Apa ya yang terjadi? Menurut Arif Dahsyat dalam bukunya 10 jurus sakti agar motivasi tak pernah mati ”Satu sel sperma bersaing dengan 250 juta calon manusia untuk memperebutkan satu piala yaitu sel telur”. Apakah itu sebuah pengorbanan? Lantas, siapakah sel-sel sperma yang berjuang itu? Saya atau kamu? Ternyata jawabannya adalah kita, bisa saya bisa juga kamu, tergantung dari rahim mana kamu berasal, he…
Pernyataan itu menggambarkan sebuah perjuangan besar yang telah kita lakukan semenjak dalam rahim, ternyata Allah SWT telah memberikan kesempatan pada kita untuk berlatih berjuang sebelum terlahir ke dunia, Subhanallah memang dunia itu diciptakan bukan untuk orang-orang yang malas dan lengah. Dari tadi, hanya membahas perjuangan nih, apa ya hubungannya dengan pengorbanan?. Pengorbanan berbeda dengan perjuangan. Dalam perjuangan harus ada pengorbanan. Coba kita simak penggalan syair ini yang merupakan puisi HAMKA untuk Natsir:

Meskipun bersilang keris di leher
Berkilat pedang di hadapan matamu
Namun yang benar kau sebut juga benar
Cita Muhammad biarlah lahir
Bongkar apinya sampai bertemu
Hidangkan di atas persada nusa

Nah, dari syair ini sudah sedikit paham dengan arti pengorbanan bukan? Azzam (kemauan) yang kuat dalam keadaan yang mencekam, memberikan semangat yang kuat juga pada hati, jiwa dan raga, sehingga keadaan yang mengikis hati bahkan merusak raga sekalipun akan di perjuangkan asal tujuan semula itu di tegakkan. Namun, pengorbanan seperti apakah yang dibenarkan dalam Islam? Tentunya bukan pengorbanan yang mementingkan diri sendiri, ataupun pengorbanan yang dilakukan untuk orang lain untuk mencapai kepuasan diri sendiri.
Pengorbanan dalam Islam menyimpan arti tersendiri untuk mencapai ridha Allah SWT. Merupakan pesan dengan makna yang sangat besar terdapat dalam kisah Nabi Ibrahim dan Ismail as. Kisah ini menceritakan pengorbanan seorang Ayah yang menanti kelahiran seorang anak bertahun-tahun, sehingga akhirnya buah dari permohonannya kepada Allah maka lahirlah seorang anak yang diberi nama Ismail as. Namun, disaat Ibrahim tengah berbahagia dengan anaknnya yang semakin besar, taat dan cerdas, datanglah perintah Allah SWT untuk menyerahkan kembali Nabi Ismail kepada Allah dengan cara yang diperintahkan.
Bisa kita bayangkan, seorang ayah pasti merasakan perang batin ketika harus mengorbankan anaknya sendiri, namun dengan rasa cintanya yeng besar pada Allah, maka Ibrahim as melakukan perintahNya dan keajaiban pun terjadi.
Belum lagi kisah-kisah lain yang menggetarkan jiwa. Indahnya Islam itu terlihat dari pengorbanan besar para pejuang terdahulu. Komitmen yang besar terhadap sebuah perjuangan dan pengorbanan telah dicontohkan Rasulullah pada umatnya. Dengan ketegasan nyata, Rasulullah berkata pada pamannya (Abu Thalib) yang memohon dengan cintanya agar Rasulullah meninggalkan Dakwah karena takutnya ancaman Kafir Quraisy yang akan merenggut nyawa Rasulullah, maka dengan tegas Rasulullah menjawab “Wahai paman, demi Allah seandainya mereka itu meletakkan matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kiriku supaya aku menghentikan urusan ini, maka aku tidak akan berhenti sebelum Allah memenangkan agamaNya atau aku binasa karenaNya”. Pernyataan ini merupakan ungkapan komitmen Rasulullah terhadap apa yang ia cita-citakan, tujuan awal untuk memenangkan Islam dan mencapai Ridha Allah yang dibingkai dengan pengorbanan nyata. Nah, sahabat jika kita ingin mencapai apa yang kita cita-citakan, maka pengorbanan disertai ikhtiar dan tawakkal adalah langkah yang utama. Kuatkan iman dan hati kita dalam menjalankan apa yang kita cita-citakan, sehingga Ridha Allah menyertai setiap langkah-langkah kita. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapat rahmat dan ampunanNya. Wallahu a’lam bisShowwab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKELUMIT KISAH MAHASISWI JURUSAN TERTINGGAL “PGTK UNJ”

Game Level 2 Melatih Kemandirian Day 1

Game Level 3 Melatih Kecerdasan Anak Day 2