Tugas Andragogi..Pendidikan Seksual untuk Anak



 


ANAKKU, MARI BELAJAR TENTANG SEKS
Memandu orangtua dalam memberikan pendidikan seks yang tepat dan Islami untuk si buah hati

Banyak orangtua muslim yang memandang bahwa pembicaraan tentang seks adalah sesuatu yang tabu dan aib. Mereka memandang itu bertentangan dengan nilai-nilai moral Islam. Merekapun enggan bahkan cenderung takut membicarakannya secara jernih dengan buah hati mereka. Akibatnya buah hati tercinta pun dengan keingintahuan yang semakin besar mengetahui seks dari jalur yang salah, dan secara keliru pula.
            Anak merupakan amanat yang harus dijaga dengan baik dan setiap orangtua akan dimintakan pertanggungjawabannya kelak dihadapan Allah. Dalam hal mengurus anak, orangtua adalah pemimpin, ia bertanggungjawab dihadapan tuhannya, kepada hatinya dan juga kepada komunitas sosialnya.
            Mendidik adalah tugas yang sulit, terlebih di jaman sekarang ini. Bukan hanya orangtua yang dapat membentuk kepribadian seorang anak tapi ada kekuatan lain yang memiliki pengaruh lebih besar dalam mengarahkan anak, seperti: sekolah, siaran televisi, koran, teman dan lingkungan sosial. Dari sini terjadi benturan dan tarik menarik visi, keinginan dan kecenderungan. Maka munculah berbagai problem yang perlu diacrikan jalan keluarnya dan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dicarikan jawabannya. Akibatnya munculah jebakan yang membuat anak terjerumus dan membuat bingung orangtua dalam menghadapi masalah yang terjadi. Untuk itu dibutuhkan seseorang yang bisa mengarahkan kearah ideal juga cahaya yang dapat menunjukkan kejalan yang benar.                

A.     Beberapa Pertanyaan Sensitif Seputar Seks; batasan dan contoh
Seorang anak memiliki kecenderungan alami untuk mengungkapkan segala sisi kehidupn. Pertanyaan-pertanyan mereka adalah ekspresi yang muncul dari akal mereka secara sadar dan ekspresi ini adalah sebuah kewajaran, karena itu seharusnya para orangtua tidak melarang anak bertanya lebih banyak dan jangan mendesaknya untuk menghentikan keingintahuannya. Bahkan semestinya para orangtua bisa memberikan jawaban-jawaban yang dibutuhkan oleh anak.
Berikut ini akan dijelaskan tiga poin penting yang merupakan cakupan pendidikan seks:
  1. Hal-hal yang harus dihindari:
a.       Menghindari pertanyaan: Sesulit dan serumit apapun sebuah pertanyaan, berapapun usia anak dan seperti apapun substansi pertanyaan tersebut janganlah dihindari. Hal ini akan membuat anak menjadi tertutup (kesulitan untuk mengungkapkan sesuatu) dan lebih jauh akan mempengaruhi pandangannya terhadap lawan jenis.
    
      Sikap tertutup memiliki banyak akibat diantaranya: memunculkan rasa keingintahuan yang berlebihan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan seks. Sikap ini akan membuat anak berusaha untuk mencari tahu sendiri hal-hal yang masih samar. Ia ungkapkan keingintahuannya itu pada setiap perbincangan, atau dengan membaca majalah dan sumber-sumber lainnya seperti taman, pembantu dsb.

Jika si anak gagal mendapatkan jawaban yang meyakinkan, ia akan kehilangan kepercayaan pada kemampuan akalnya, dan menyebabkan kegelisahan dalam berperilaku.
b.      Menganggap seks sebagai sesuatu yang kotor dan penuh dosa
Seringkali kita menganggap seks sebagai sesuatu yang kotor dan penuh dosa atau menganggap bahwa satu-satunya tujuan seks adalah melahirkan keturunan. Padahal ada suatu fase dimana seorang pemuda atau pemudi harus memahami seks seperti pesan yang disampaikan oleh Nabi dalam sebuah hadits ketika salah seorang sahabat bertanya kepada beliau: ”Apakah seseorang akan mendapatkan ganjaran ketika memenuhi syahwatnya terhadap istru?”Nabi menjawab:
”Apakah kamu tahu jika ia memenuhi syahwat dengan cara yang haram (berzina) ia akan mendapatkan dosa, maka begitu juga ketika ia memenuhi syahwatnya dengan jalan yang halal ia akan mendapatkan pahala.”(HR.Muslim)
Syarat-syarat dalam memberikan jawaban
Jawaban Harus Disesuaikan dengan Usia dan Kebutuhan Anak
                 Jawaban yang akan dijelaskan harus disesuaikan dengan usia dan kebutuhan anak, karena pertanyaan seputar masalah ini muncul sesuai dengan cepatnya perkembangan akal pada setiap anak dan kondisi lingkungan lingkungan sekitarnya. Peristiwa kelahiran akan menimbulkan pertanyaan dari anak berusia 3, 4 dan 5 tahun. Berikut ii contoh pertanyaan seorang anak berusia 3-6 tahun:
Anak: ”Mama! Darimana seorang anak keluar?
Orangtua: ”Menurut kamu bagaimana?”
Anak: Dokter membelah perut ibu dengan pedang!”
Orangtua: ”Memangnya kamu pernah melihat dokter membawa pedang?”
Anak: ”belum”
Orangtua: ”Sesungguhnya Allah menciptakan untuk seorang ibu lubang yang bisa membantu supaya anak keluar dari perut ibunya”
Anak: ”Dimana letak lubang itu?”
Orangtua: ”(dengan nada yang datar) Lubang tersebut di dekat lubang pipis, akan tetapi ia berbeda dengan lubang untuk pipis.”

Jawaban Harus Saling Melengkapi
            Penjelasan yang diberikan tidak hanya dari satu sudut pandang saja, misalnya hanya dari sisi psikologi, karena keingintahuan seorang anak lebih dari itu. Oleh karena itu, sudah seharusnya diberikan juga penjelasan dari sudut pandang lain, misalnya sudut pandang agama, seperti yang terdapat dalam hadits yang telah kita jelaskan sebelumnya.
            Seorang anak, sejak usia dini sudah mengetahui kenikmatan yang berkaitan dengan alat reproduksinya. Yang ia butuhkan adlah perasaan aman dan tenang serta pengakuan dari keluarga akan adanya kenikmatan ini dan potensi seksualnya disertai penjelasan dan pengarahan bahwa kenikmatan itu tidak boleh keluar dari koridor syari’at yaitu melalui nikah yang dihalalkan.



Jawaban Harus Bersifat Terus Menerus
            Pendidikan seks harus diberikan secara berkali-kali dengan cara yang berbeda-beda (sekali waktu dengan memberikan buku, lain waktu dengan kaset video, dan dalam kesempatan lain bisa juga diberikan di masjid dalam bentuk pengajian). Hal ini dilakukan agar persoalan seks tertancap dibenak anak secara bertahap sehingga si anak akan menyerap materi pendidikan seks tersebut sesuai dengan perkembangan otaknya.

Jawaban Harus Diberikan dalam Suasana Dialog yang Tenang
            Suasana dialog adalah hal yang sangat penting dalam pendidikan seks yang benar. Membicarakan tema seks dalam suasana dialog yang tenang dan penuh rasa cinta akan membantu anak untuk mendapatkan pemahaman seks yang benar dari berbagai sudut, hingga pada akhirnya ia akan mencapai kematangan seks

Bentuk pertanyaan anak pada setiap fase
Usia 3-6 tahun
            Pada usia ini pertanyaan anak terfokus pada masalah kehamilan, kelahiran dan perbedaan jenis kelamin. Pada usia ini kita dapat memberikan penjelasan kepada anak dengan cara yang sangat sederhana tentang nuthfah (cikal bakal janin yang masih berbentuk gumpalan darah), ‘alaqah (cikal bakal janin yang berbentuk gumpalan daging), dan mudghah (cikal bakal janin yang sudah bertulang). Penjelasan ini dapat dilakukan melalui buku-buku atau kaset –kaset video. Pertanyaan yang muncul antara lain:
Anak: “Darimana muncul bibit (cikal bakal janin) yang berkembang dalam rahim?” (tidak ada alasan untuk berbohong)
Pengasuh: “Seorang bapak memiliki sperma yang ia berikan kepada inding telur seorang ibu, Allah dengan kekuasaan yang dimilikiNya menjaga indung telur yang sudah dibuahi tersebut kemudian meniupkan ruh kedalamnya, Allah juga memberikan kemampuan kepada indung telur yang sudah menjadi janin ini sehingga ia menjadi besar, berkembang dan tumbuh menjadi seorang anak hingga dilahirkan”
Anak:”Bagaimana cara bapak memberikan sperma kepada ibu?”
Pengasuh:”Allah telah mengajari seluruh ayah bagaimana cara memberikan sperma ini kepada seorang ibu”
            Pengetahuan seorang anak akan perbedaan jenis kelamin muncul di usia 2 ½ tahun. Pada usia ini kita harus menjelaskan kepada anak bahwa persoalan perbedaan dua hal yang masing-masing memiliki fungsi berbeda dan saling melengkapi. Seorang anak perempuan harus tahu bahwa dirinya tidak lebih rendah dari anak laki-laki hanya saja ia memiliki perbedaan dalam hal anggota tubuh yang ada di dalam dirinya seperti rahim dan sebagainya. Lalu ketika menjelaskan ini, orangtua hendaknya menekankan bahwa anak perempuan harus bangga dengan perbedaan ini, yang semuanya itu insyaAllah menjadikan dia sebagai seorang ibu dimana surga kelak dibawah telapak kakinya. Disisi lain, sorang anak perempuan, harus dididik sejak usia dini (dimulai usia 7 tahun) agar dia merasa bahwa tubuhnya adalah sesuatu yang priasi dan berharga. Oleh karena itu, jangan berlaku sembarangan dan jangan sekali-kali mengijinkan orang lain untuk mencuri-curi pandang palagi menyentuhnya.

Usia 6 tahun – masa puber
Pada usia ini, seorang anak laki-laki memulai fase menuju kematangan dari segi seks dan kejiwaan. Reaksinya mulai tenang dan stabil. Perasaan-perasaan tenang mulai berkembang seperti keinginan untuk memperoleh pengetahuan, keinginan untuk mengembangkan keterampilan sekolah dan keinginan-keinginan lainyya. Fase ini menurut ahli kejiwaan disebut sebagai ”fase menyendiri”, kita bisa melihat bagaimana pertanyaan pertanyaanya berkembang sesuai dengan perkembangan otak dan pengalamannya yang makin luas. Anak menjadi lebih cermat. Sebagian orang berpendapatnbahwa anak dalam usia itu tidak akan luput untuk mengamati perkembangan video game dan internet..
            Persiapan matang untuk menyongsong masa puber sudah harus dimulai saat usia 10 tahun bagi anak laki-laki 8 tahun bagi anak perempuan. Anak harus diberi penjelasan bahwa perpindahan fase ini merupakan tanggung jawab. Tanda-tanda puber terkadang sudah tampak pada saat usia dini, terlebih pada anak perempuan. Oleh karena itu, kita harus membekali anak dengan pengetahuan yang cukup seputar puberitas agar mereka bisa menjalaninya dengan perasaan senang tanpa khawatir.


Menjawab Pertanyaan Sensitif Seputar Seks
Fakta: Seorang anak bertanya saat ibunya mengandung 7 bulan, ”Apa yang ada dalam perut ibu?”saat dijawab bahwa yang ada dalam perut ibu adalah adiknya, dia bertanya kembali,”bagaimana bisa masuk kedalam perut ibu?”, bagaimana keluarnya nanti? Dan pertanyaan ini membuat sang ibu bingung dan syok. Disamping ia juga sering melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang sulit dijawab. Ketika diminta ibunya untuk tidur sendirian di kamar, ia menjawab:”Kenapa ibu tidur dengan bapak?”Anak ini menyangka bahwa kelamin ayah dan ibunya sama, maka pada suatu hari ia berkata pada ibunya: ”Saya ingin melihat kelamin ibu, dan masih banyak lagi tindakan-tindakan aneh anak tersebut. Sang ibu bingung, apa yang harus ia lakukan terhadap anaknya? Bagaimana caranya memberitahukan bahwa alat kelamin pria dan wanita berbeda? Apakah dengan cara membiarkannya melihat alat kemaluan bapak dan ibunya? Atau dengan cara memperlihatkan gambar-gambar yang terdapat pada majalah ilmiah?

Anak tersebut harus mendapatkan jawaban yang tepat dengan ide-ide yang bisa digunakan untuk memberikan pendidikan seks secara benar kepada anaknya:
  1. Bicarakan masalah seks dengan cara yang normal dan wajar, tanpa ada tekanan atau terkesan tergesa-gesa. Perkaya juga dengan sudut pandang ilmu dan akidah, karena hal itu akan memperkuat kepercayaan anak terhadap kekuasaan Allah SWT dalam hal penciptaan manusia dan kehidupan dengan hanya ”kun fayakun”, tidak ada yang melebihi kekuasaanNya
  2. Sampaikan pendidikan seks dengan bahasa yang singkat tidak bertele-tele, mudah dicerna dan secara bertahap, seperti berikut:
    1. Ketika anak meminta ibunya untuk tidak mengenakan baju, sang ibu harus bertanya ”mengapa?”, kemudian berikan alasannya. Misalnya jika ia tidak mengenakan baju ia akan kedinginan atau akan sakit, karena organ tubuh perlu perlindungan khusus dan perawaytan serta harus bersih. Jika ingin menyentuhnyua kedua tangan harus bersih, ia juga harus ditutup tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain, karena organ tubuh hanya diperuntukkan untuk pemiliknya saja. Ia juga harus dijaga agar tidak terkena penyakit.
    2. Jika anak mempermainkan organ tubuhnya, alihkan perhatiannya kepada hal lain, seperti menyuruhnya untuk menonton televisi yang baik dan membantu ibunya untuk membawa sesuatu dll. Pada lain kesempatan juga perlu dijelaskan kepada anak pentingnya menjaga kebersihan organ tubuh untuk menghindari penyakit, disatu sisi berikan anak kesibukan yang banyak dengan menuruti hobinya supaya ia tidak memilki waktu kosong.

Saat anak bertanya tentang bagaimana janin bisa masuk ke perut ibu?maka si ibu harus menjawab,”menurut kamu bagaimana? Apakah dengan cara memakan sesuatu atau dengan cara membeli atau bagaimana? Ketika si anak menjawab menurut apa yang ia pahami, si ibu harus meluruskan jawabannya seperti: ”Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan janin tersebut di dalam perutku, seperti halnya ketika kamu diciptakan, atau seperti halnya aku ketika berada dalam perut ibuku; hal yang sama juga terjadi pada seluruh manusia lainnya. Jangan berikan jawaban yang lebih rinci lagi.

”Bagaimana janin itu dapat keluar?. Berikanlah jawaban seperti:”Dokter membantunya untuk keluar dari perut ibu, jika bayinya besar mungkin dengan cara membelah perut ibunya. Dan bayi itu seperti halnya makanan ketika ia  masuk kebagian dalam tubuh manusia maka ia pasti akan keluar dari tempat yang telah dikhususkan dan dari luban yang telah diciptakan Allah ditubuh setiap ibu.

Ketika anak bertanya: ”Kenapa kedua orangtuanya tidur dalam satu kamar? ”bisa dijawab: ”Oh, karena tempat tidur kamarnya cukup besar, jadi cukup ditempati dua orang, mereka adalah orang dewasa yang memiliki fisik besar jadi membutuhkan tempat tidur yang cukup, agar salah satunya tidak merasakan sakit.

Untuk menjelaskan kepada anak tentang perbedaan laki-laki dan perempuan, katakanlah bahwa Allah menciptakan manusia dan segala sesuatu terdiri dari dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan, masing-masing yang memilki bentuk dengan menjelaskan segala sesuatu yang merupakan perbedaan bagi keduanya tanpa menyinggung organ reproduksi, misalnya dengan mengatakan kepadanya, kamu bisa lihat:
-         Bahwa kulit laki-laki itu kasar, sedangkan kulit perempuan itu lebih halus
-         Suara laki-laki itu lebih berat, sedangkan suara wanita itu lebih lembut.
-         Rambut kepala laki-laki lebih pendek, dan bagian tertentu wajahnya ditumbuhi bulu, sedangkan wanita memiliki payudara untuk menyusui anak-anaknya.
-         Sementara laki-laki memilki otot lengan yang kuat untuk bekerja, berusaha dan melindungi keluarga dan seterusnya, sampai tiba saatnya bagi orangtua untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan organ reproduksi dengan mengatakan: ”Laki-laki dan perempuan itu berbeda dari segala segi, laki-laki tidak memiliki apa yang dimiliki wanita, juga sebaliknya. Jika si anak mendesak untuk  melihat kelamin, ambil contoh saja dengan boneka, dan jelaskan bahwa itu adalah aurat yang harus dijaga.
B.     Anak yang mengamati organ tubuhnya
Perkembangan seks anak secara normal:
a. Perkembangan seks pada fase sebelum sekolah
   Pada masa ini biasanya terdapat pada diri anak yaitu keingintahuan terhadap persoalan seks yang tercermin dari pengamatan anak terhadap organ tubuhnya, organ tubuh temannya, saudara-saudaranya bahkan bapaknya. Oleh karena itu, kita bisa lihat banyak anak di usia ini bermain-main dengan organ seksnya: seperti memegang, menggaruk atau memperlihatkannya kepada orang lain.
b. Perkembangan seks pada fase sekolah
    Pada fase ini beberapa prilaku seksual sudah mulai berkurang, terlebih pada anak perempuan. Kondisi ini biasa disebut ”fase tersembunyi (latency), terlebih lagi di komunitas yang masih memegang nilai religius. Akan tetapi, pada sebagian anak laki-laki prilaku-prilaku ini bisa terus berlanjut, namun lebih banyak dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
    Hal-hal yang terjadi pada anak di dua fase tersebut adalah sesuatu yang benar-benar normal, hanya saja ada dua hal yang harus kita perhatikan:
1.      Jika kita mengetahui bahwa anak kita berlebihan dalam melakukan hal-hal tersebut
2.      Jika kita mengetahui bahwa anak mita sering melakukan kegiatan masturbasi lebih dari sekali dalam seminggu atau berkali-kali dalam sehari

Ketika anak memainkan organ seksnya, kemungkinannya dalah:
1.Didasari rasa ingin tahu
2. Ada semacam perasaan yang indah, ketika ia memainkan organ seksnya.

C.     Bagaimana mempersiapkan anak menuju fase akil Baligh
Segala sesuatu yang dipersiapkan dengan baik akan mendapatkan hasil yang baik, berikut ini merupakan poin-poin yang disampaikan kepada anak yang menuju baligh:
1.      Beritahukan pada anak anada bahwa ia sedang mengalami masa transisi. Ia mulai keluar dari masa kanak-kanak menuju masa baru dimana ia telah menjadi besar dan memilki tanggung jawab atas segala tindakannya. Dalam agama disebut fase ”taklif”, dimana setiap amal perbuatan seseorang dicatat oleh Allah karena ia telah mencapai kematangan baik secara akal maupun jiwa
2.      Disamping tanggungjawab ia juga memilki hak-hak, pada fase ini ia telah menjadi anggota penuh dalam keluarga, dimana ia diikutsertakan dalam mengambil keputusan, dimintai pendapat, pertimbangan dan ia juga diberi kepercayaan untuk menjalankan berbagai tugas.
3.      Mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan hukum syara’ seperti mandi, bersuci dan sebagainya. Apakah itu mandi dari haidh atau hal lainnya.
4.      Bisa juga dengan menyinggung masalah keperawanan dengan menjelasakan seperti apa simbol wanita yang baik dengan cara yang ilmiah.

D.    Salah mendidik anak dapat menyebabkan kekerasan dan penyimpangan seksual
Kekerasan seks tidak berarti seseorang anak mengalami kekerasan secara langgsung secara fisik, akan tetapi seorang anak yang melihat gambar atau tayagan seks pun bisa dikategorikan mengalami ”sexual abuse”. Untuk menyikapi masalah dengan tepat, anda bisa mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Mengamati dengan cermat, tujuannya agar anak-anak kita tidak mengalami sexual abuse atau melihat gambar-gambar yang ada di majalah dan lain sebagainya. Tujuan berikutnya agar anda mengetahui reaksi anak anda ketika melihat tayangan-tayangan di televisi.
2.      Memberikan penjelasan mengenai haram dan halal. Seorang anak diusia ini  sudah bisa memahami persoalan haram dan halal, asal disampaikan dengan cara sederhana dan penuh kasih sayang.
3.      Memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan anggota tubuh. Ini adalah hal yang sangat penting dalam memberikan pendidikan seks kepada anak secara umum
4.      Mencermati perilakunya saat ia berada ditengah anak-anak lainnya dalam keluarga (adik,kakak, sepupu dan sebagainya).


Ikhahfillah...Mari belajar!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKELUMIT KISAH MAHASISWI JURUSAN TERTINGGAL “PGTK UNJ”

Game Level 2 Melatih Kemandirian Day 1

Game Level 3 Melatih Kecerdasan Anak Day 2