Yuk analisis skripsi
Perguruan tinggi merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki khususnya potensi akademik agar focus pemahaman mahasiswa semakin terarah sehingga mahasiswa mempersiapkan dirinya menjadi pribadi yang siap untuk bekerja dengan terus mengembangkan keterampilannya disesuaikan dengan minat dan focus pendidikan yang ia jalani. Oleh karena itu, mahasiswa mempunyai amanah besar untuk membuktikan bahwa dirinya adalah orang yang besar, yang mempunyai visi besar, membangun negeri ini.
Mengingat mahasiswa, jadi teringat sebuah analogi pohon pisang. Dikutip dari artikel motivasi tertulis bahwa pohon pisang adalah pohon yang seluruh anggota tubuhnya dapat dimanfaatkan oleh manusia. Mulai dari akarnya untuk obat sakit perut, batangnya dalam pembuatan janur ataupun dalam proses mengkremasi mayat, daunnya untuk pembungkus hingga buahnya yang dapat dimakan. Begitupun mahasiswa, semakin luas wawasan yang dimiliki setelah 9 tahun mengenyam pendidikan, maka sudah saatnya diperguruan tinggi, mahasiswa mengarahkan pikirannya, focus kerjanya, seluruh jiwa raganya untuk mengembangkan keterampilannya agar bermanfaat bagi bangsa khususnya orang-orang disekitarnya. Tentunya dengan niat memberikan manfaat untuk orang lain managerial skill, core competence, dan leadership dapat dibangun, belum lagi dengan tugas-tugas mata kuliah yang membuat kita lebih cerdas. Pohon pisang umumnya takkan mati sebelum ia berbuah, pohon pisangpun senantiasa meninggalkan tunas-tunas baru sebelum akhirnya ia mati.
Skripsi menentukan akhir pengabdian mahasiswa terhadap kampusnya secara sistemik. Skripsi juga yang menentukan awal pengabdian seorang manusia terhadap negaranya dengan bekerja secara professional dan mengamalkan ilmu sesuai pendidikan yang selama ini dijalani dan ia kuasai. Karena itu, layaknya pohon pisang yang senantiasa tidak akan mati sebelum berbuah, mahasiswa harus dengan sungguh-sungguh mencari topic, menentukan metode penelitian, menemukan solusi atas sebuah permasalahan yang terjadi sehingga akhirnya skripsi menjadi buah yang dapat dinikmati orang banyak, bermanfaat untuk lembaga dan sasaran penelitian dan menjadi kepuasan tersendiri bagi mahasiswa karena dapat mengenakan toga dikepalanya dan siap ditinggikan derajatnya oleh Allah atas kesungguhan dalam belajar dan mengamalkan cahaya yang dimiliki.
Saat ini, banyak istilah makalah sampah. Tentu, bagi dunia pendidikan ini menyedihkan, karena kebutuhan pengetahuan itu semakin banyak, sedangkan orang-orang yang diberikan kesempatan untuk membagikan ilmunya baik lewat tulisan, maupun secara langsung tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan baik padahal ini menyangkut kepentingan orang banyak. Sebagian dari mereka, ada yang menyususn skripsi guna memuaskan kepentingan pribadi, yaitu segera lulus dan menyandang gelar sarjana.
Tentunya, ada pula mahasiswa yang bersungguh-sungguh dalam melakukan penelitian dengan mencintai tema yang ia angkat, dan metode yang digunakan. Ada tiga macam metode yang digunakan dalam membuat skripsi yaitu metode kualitatif, metode kuantitatif dan action research. Ketiga metode tersebut tentu bermanfaat disesuaikan dengan objek yang akan diteliti. Jika anda ingin menikmati keragaman metode tersebut, berkunjunglah ke perpustakaan. Perpustakaan merupakan gudang ilmu, bahkan tak sedikit orang-orang cerdas berkata bahwa perpustakaan adalah tempat rekreasi yang indah. Bila anda berkunjung ke perpustakaan UNJ terutama perpustakaan pusat, anda bisa temukan dilantai 6 begitu banyak skripsi, tesis maupun disertasi. Begitupun di perpustakaan FIP (Fakultas Ilmu Pendidikan), ada banyak sekali skripsi dengan berbagai metode. Saat anda masuk perpustakaan FIP, lihatlah lemari paling pojok sebelah kanan, maka anda akan temukan skripsi-skripsi Mahasiswa PGPAUD dari berbagai angkatan. Skripsi mahasiswa PGPAUD saat ini masih didominasi oleh skripsi kuantitatif dan action research. Setelah beberapa periode kelulusan saya amati, mahasiswi dengan skripsi terbaik selalu mahasiswi yang menggunakan metode action research dan kuantitatif. Lalu bagaimana kondisi penelitian kualitatif mahasiswa jurusan PGPAUD berlangsung, apakah tidak ada yang berkualitas atau dosen memandang skripsi kualitatif sebelah mata. Memang setelah saya lihat banyak mahasiswa yang meremehkan skripsi kualitatif, sehingga mahasiswi muda banyak yang menggunakan action research dan kuantitatif dalam penyusunannya. Sedangkan mahasiswa ibu-ibu banyak menggunakan skripsi kualitatif agar lebih mudah penyusunannya tuturnya dan skripsi kualitatif di dominasi dengan judul studi deskriptif sebuah sekolah dengan metode andalannya, dan itupun tidak dibahas secara mendalam. Oleh karena itu, saya akan mencoba menganalisis skripsi kualitatif salah satu mahasiswi jurusan PGPAUD yang menurut saya dari pemilihan topiknya unik dan berbeda dengan skripsi kualitatif yang ada di perpustakaan FIP pada umumnya.
Mengingat mahasiswa, jadi teringat sebuah analogi pohon pisang. Dikutip dari artikel motivasi tertulis bahwa pohon pisang adalah pohon yang seluruh anggota tubuhnya dapat dimanfaatkan oleh manusia. Mulai dari akarnya untuk obat sakit perut, batangnya dalam pembuatan janur ataupun dalam proses mengkremasi mayat, daunnya untuk pembungkus hingga buahnya yang dapat dimakan. Begitupun mahasiswa, semakin luas wawasan yang dimiliki setelah 9 tahun mengenyam pendidikan, maka sudah saatnya diperguruan tinggi, mahasiswa mengarahkan pikirannya, focus kerjanya, seluruh jiwa raganya untuk mengembangkan keterampilannya agar bermanfaat bagi bangsa khususnya orang-orang disekitarnya. Tentunya dengan niat memberikan manfaat untuk orang lain managerial skill, core competence, dan leadership dapat dibangun, belum lagi dengan tugas-tugas mata kuliah yang membuat kita lebih cerdas. Pohon pisang umumnya takkan mati sebelum ia berbuah, pohon pisangpun senantiasa meninggalkan tunas-tunas baru sebelum akhirnya ia mati.
Skripsi menentukan akhir pengabdian mahasiswa terhadap kampusnya secara sistemik. Skripsi juga yang menentukan awal pengabdian seorang manusia terhadap negaranya dengan bekerja secara professional dan mengamalkan ilmu sesuai pendidikan yang selama ini dijalani dan ia kuasai. Karena itu, layaknya pohon pisang yang senantiasa tidak akan mati sebelum berbuah, mahasiswa harus dengan sungguh-sungguh mencari topic, menentukan metode penelitian, menemukan solusi atas sebuah permasalahan yang terjadi sehingga akhirnya skripsi menjadi buah yang dapat dinikmati orang banyak, bermanfaat untuk lembaga dan sasaran penelitian dan menjadi kepuasan tersendiri bagi mahasiswa karena dapat mengenakan toga dikepalanya dan siap ditinggikan derajatnya oleh Allah atas kesungguhan dalam belajar dan mengamalkan cahaya yang dimiliki.
Saat ini, banyak istilah makalah sampah. Tentu, bagi dunia pendidikan ini menyedihkan, karena kebutuhan pengetahuan itu semakin banyak, sedangkan orang-orang yang diberikan kesempatan untuk membagikan ilmunya baik lewat tulisan, maupun secara langsung tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan baik padahal ini menyangkut kepentingan orang banyak. Sebagian dari mereka, ada yang menyususn skripsi guna memuaskan kepentingan pribadi, yaitu segera lulus dan menyandang gelar sarjana.
Tentunya, ada pula mahasiswa yang bersungguh-sungguh dalam melakukan penelitian dengan mencintai tema yang ia angkat, dan metode yang digunakan. Ada tiga macam metode yang digunakan dalam membuat skripsi yaitu metode kualitatif, metode kuantitatif dan action research. Ketiga metode tersebut tentu bermanfaat disesuaikan dengan objek yang akan diteliti. Jika anda ingin menikmati keragaman metode tersebut, berkunjunglah ke perpustakaan. Perpustakaan merupakan gudang ilmu, bahkan tak sedikit orang-orang cerdas berkata bahwa perpustakaan adalah tempat rekreasi yang indah. Bila anda berkunjung ke perpustakaan UNJ terutama perpustakaan pusat, anda bisa temukan dilantai 6 begitu banyak skripsi, tesis maupun disertasi. Begitupun di perpustakaan FIP (Fakultas Ilmu Pendidikan), ada banyak sekali skripsi dengan berbagai metode. Saat anda masuk perpustakaan FIP, lihatlah lemari paling pojok sebelah kanan, maka anda akan temukan skripsi-skripsi Mahasiswa PGPAUD dari berbagai angkatan. Skripsi mahasiswa PGPAUD saat ini masih didominasi oleh skripsi kuantitatif dan action research. Setelah beberapa periode kelulusan saya amati, mahasiswi dengan skripsi terbaik selalu mahasiswi yang menggunakan metode action research dan kuantitatif. Lalu bagaimana kondisi penelitian kualitatif mahasiswa jurusan PGPAUD berlangsung, apakah tidak ada yang berkualitas atau dosen memandang skripsi kualitatif sebelah mata. Memang setelah saya lihat banyak mahasiswa yang meremehkan skripsi kualitatif, sehingga mahasiswi muda banyak yang menggunakan action research dan kuantitatif dalam penyusunannya. Sedangkan mahasiswa ibu-ibu banyak menggunakan skripsi kualitatif agar lebih mudah penyusunannya tuturnya dan skripsi kualitatif di dominasi dengan judul studi deskriptif sebuah sekolah dengan metode andalannya, dan itupun tidak dibahas secara mendalam. Oleh karena itu, saya akan mencoba menganalisis skripsi kualitatif salah satu mahasiswi jurusan PGPAUD yang menurut saya dari pemilihan topiknya unik dan berbeda dengan skripsi kualitatif yang ada di perpustakaan FIP pada umumnya.
Komentar
Posting Komentar