Esai Politik Islam “Politik Islam; Senjata Penyebar Rahmatan Lil’Alamin”
Senjata identik dengan perlawanan, juga dengan pertahanan. Tentu kita tahu dan sadar kapan kita harus angkat senjata, dan kapan kita turunkan senjata. Kesadaran dan kepekaan didukung dengan pengetahuan yang terus digali tentunya membuat kita semakin memahami bahwa Negara kita ini tengah diserang berbagai puzzle – puzzle pemikiran yang justru bukan menyatukan malah membuat kita semakin terpecah. Degradasi moral yang melanda pemuda masa kini menjadi hasil dari penyerangan terhadap pemuda sebagai sasaran empuk runtuhnya kejayaan, karrena pencipta puzzle-puzzle itu tahu bahwa pemuda adalah power base berdirinya sebuah Negara yang madani.
Dimulai dari asimilasi kebudayaan atau bahkan westernisasi yang membuat bangsa kehilangan jati dirinya, jati diri sebagai bangsa yang Allah anugerahi adab kesopanan, dan keramahan yang tinggi sehingga era globalisasi yang seharusnya menjadi era unggulan malah menjadikan Negara ini terpuruk, dan terperosok kedalam lembah yang terasa indah namun sebenarnya akan membuat kita gundah dan gerah. Penyerangan ini tak ayalnya seperti proses pembusukan buah yang dipelopori oleh lalat buah, dengan meletakkan telur pada bekas luka bagian buah,merusak daging buah sehingga menyebabkan busuk lunak.
Siapapun yang mendengar kata “senjata” yang teringat adalah heroisme dari sebuah kecaman ataupun tekanan yang dirasakan. Apakah yang sebenarnya terjadi di Negara kita ini, Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia, negara muslim terbesar di dunia yang memiliki jumlah masjid terbanyak dan jamaah haji terbesar di dunia. Seharusnya bisa menjadi negara yang unggulan, karena karunia keislaman yang dimilikinya. Seharusnya bisa menjadi penegak runtuhnya moral-moral pemuda yang sudah akut terserang. Karena pada dasarnya Islam adalah Agama Rahmatan Lil Alamin, memberikan Rahmat untuk semuanya, rahmat inilah yang menyatukan kita, bukan pluralisme yang akhirnya menjadi polemik. ini butuh senjata, karena sesungguhnya kita telah di serang, namun bukan kualitas senjata yang bisa memenangkan pertarungan, kualitas individu pengguna senjata tersebut dan strategi penyerangannlah yang bisa mensukseskan hal ini. Keadilan, kedamaian, keteraturan hidup semua telah diatur dalam Al-Qur’an, tinggal bagaimana kita sebgai manusia berpendidikan bisa mewujudkan itu dan menularkan hikmahnya kepada seluruh manusia. \
Dengan menganalisis apa yang dibutuhkan negara kita, maka politik Islam layak dijadikan senjata andalan untuk membuat negara ini menjadi madani. Karena politik Islam bersifat integral mencakup seluruh aspek kehidupan yang memamng patut diperhatikan. Politik Islam ibarat akar yang nantinya akan menguatkan seluruh aspek kehidupan. Hasan Al-Banna sebagai tokoh pembaharu, mrngatakan bahwa secara intern politik Islam menuntut perbaikan pemerintahan, sedang secara eksternal meluruskan cara pandang terkait dengan hubungan umat Islam dengan umat-umat lain, mendidik bangsa agar meraih kemuliaan dan izzah, serta menjaga identitas umat semaksimal mungkin. Strategi penggunaan senjata yang seharusnya dipikirkan, melihat dari berbagai sudut pandang atau analogi metafisik seperti yang digunakan oleh alfarabi dalam mengatur Negara, atau kekuatan aqidah seorang prajurit atau dalam hal ini bangsa yang akan menunjang perubahan dimuka bumi sebagai proses menyeluruh dari Muhammad Al-Fatih, atau perbaikan dari dalam atau pendidikan dasar yang diperjuangkan oleh seorang wanita Anshar Asyyifa binti Al-Harits yang diutus Rasulullah untuk mengajarkan membaca dan menulis. Islam tidak hanya merusu masalah aqidah, ekonomi, pendidikan, olahraga semuanya bias dijadikan sebagai tiang-tiang dari aqidah sebagai pondasi. Sehingga Politik Islam itu akan mengurusi juga klub olahraga, karena berkaitan dengan pengembangan diri dan fisik, mengurusi wawasan ilmiyah karena berkaitan dengan pendidikan dan kebutuhan otak, juga serikat ekonomi, karena Islam benar-benar mengatur masalah perolehan harta dengan benar, seperti yang disabdakan oleh Nabi Saw:”sebaik-baik harta adalah yang dimiliki oleh seorang yang shaleh”.
Selain itu politik Islam juga mengurusi masalah pemberdayaan bangsa dan sumber daya manusia. Kita bias mencontoh Rasulullah saat membentuk kepribadian kaum Anshar dan Muhajirin dengan menjadikan pemuda dan masyarakat sebagai power base, karena sesungguhnya Islam juga menjaga manusia agar tidak bekerja lagi kepayahan seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Ghasiyah, sehingga sumber daya Alam di dunia ini bias dimaksimalkan. Sungguh Indah bila Islam dijadikan pedoman, karena Islam menuntut kerja keras umat, sebagaimana sabda Rasulullah: “Barangsiapa yang sorehari kelelahan karena kerjanya, maka dosa-dosa kecilnya terampuni, dan kerja keras inilah yang dibutuhkan dan harus dilakukan olehb angsa kita, bukan hanya untuk umat Islam tapi untuk keseluruhan umat manusia, karena Islam adalah agama Rahamatanlil ‘alamin.
Oleh: Naisa Maulidia (PGPAUD 2008)
Komentar
Posting Komentar