Menjaga atau Segera Halalkan



“bersediakah kita menguatkan ikatan cinta, ketika yang diminta oleh-Nya adalah kesabaran?” ...”ujar seorang pria” Sang wanita menjawab: Aku belum siap menikah
Pria menjawab: Kapan kau siap menikah?akan aku tunggu.
Sang wanita menjawab: maaf, silahkan cari yang lain karena saya khawatir jadi madzmumah untukmu,carilah yang siap menikah saat ini,kalau seperti itu khawatir jadi pacaran
Pria menjawab: Cinta itu harus dibangun,harus punya visi, dan banyak hal yang harus disnergikan, kita akan membangun keluarga yang kokoh dari segi ruhi,finance, dan itu butuh waktu dsb.Pacaran?masih memikirkan duniakah kamu?
Wanita menjawab: Hatiku buruk, cinta yang tak halal adalah selemah lemahnya perasaan dan itu akan berdampak pada berbagai aktivitasku
Pria menjawab: Aku yakin kamu tidak akan jadi madzmumah buat aku, yang halal ya akan tetap jadi halal, yang haram tetap jadi haram, aku tahu Menanti memang bukan perkara mudah terlebih butuh waktu yang panjang menghadapi semua itu, bagaimana?
Wanita menjawab: Baiklah,aku terima,ingatkan aku kalau mulai berlebihan
Pria berkata: Kapan kau siap menikah?aku akan bermujahadah mencari penghasilan untuk kita dan anak-anak kita,dan aku niatkan mujahadahku sebagai bekal takwa, aku tidak akan melarangmu berdakwah, aku tidak akan mematahkan sayapmu
Wanita menjawab: dengan tersenyum wanita ini menjawab aku siap, 2 atau 3 tahun lagi, selepas aku biayai adik2u
Pria berkata: Adik2mu jadi tanggung jawabku juga

Wanita menjawab: Terimaksih kak (wanita inipun akhirnya luluh, dan menunggu dibatas waktu)
………………………………………………………………………………………………………
Lanjuuut……
Hari-hari yang biasanya terisi oleh kesibukan, dan kerja keras yang cukup baik, sekarang dislingi oleh pikiran-pikiran kekhawatiran akan berjodoh atau tidak, wanita inipun jadi lebih sering meangis karena karena pria tsb dibandingkan karena dakwah, ini berpengaruh pada aktivitas dakwah wanita tersebut, meskipun ada beberapa hal yang bias berubah, dari segi akademik, juga kepribadian wanita. Karena cinta memang buta, wanita ini pun merasa bersyukur, akan hadirnya pria tsb karena banyak merubah perilaku terutama jadi lebih keras berusaha untuk bias memasak dan pekerjaan rumahtangga lainnya, juga mulai merancang untuk finance.Ia lebih bersyukur akan perubahan dirinya yang berubah bukan karena Allah tapi karena makhlukNya, sedang kepekaannya terhadap dakwah mulai berkurang.
………………………………………………………………………………………………………
Tapi akhirnya, kebahagiaan ini pun tidak berlangsung lama, karena kekhawatiran yang berlebih, wanita ini jdi sering merindu dan lebih sering berkomunikasi meskipun via sms, hingga seterusnya mereka tidak bisa menahan godaan, dan sepakat untuk saling bertemu, dan makan bersama,berboncengan bersama. Terihat sama seperti orang berpacaran (lah emang pacaran ntu mah namanya). Komitmen yang dibangun sejak awal tentang yang halal akan jadi halal, dan haram akan jadi haram musnah sudah,
dan meskipun tidak secara langsung pria tersebut mematahkan sayap dakwah, tapi karena komitmen mereka yang tidak halal itu mengarahkan sayap dakwah tersebut akhirnya patah sedikit demi sedikit. Karena, sudah dikuasai nafsu merekapun jadi khilaf bahwa mereka akan bermuara pada zina, pengetahuan agamapun jadi tak berarti apa-apa.
[U5] ………………………………………………………………………………………………………
Cinta wanita terhadap pria ataupun sebaliknya itu bersifat manusiawi, dan merupakan fitrah yang Allah tanamkan dalam jiwa manusia. Namun, cinta yang bersumber dari syahwat semata itu merupakan ujian duniawi dan menyebabkan cinta menjadi berpenyakit, tidak ada obat terbaik selain Taqarrub ilallah, krtika kita merindu terhadap lawan jenis, maka ada yang salah dengan tingkat kerinduan kita terhadap Allah,ketika terlintas hal yang belum layak untuk dipikirkan, maka segera berwudhulah, koreksi diri..pilihannya hanya dua yaitu menjaga atau segera halalkan, mencinta dalam diampun belum tentu baik untuk manusia zaman sekarang, jadi jagalah dengan sebaik-baik penjagaan, serahkam segalanya pada Allah. Allah berfirman:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, iaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (syurga)''.( Ali Imran:14)
Islam dalah agama yang suci, dan punya cara menjaga cinta dengan cara yang suci yaitu menikah. Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata,”Para ilmuwan dan dokter-dokter serta kalangan lainnya sepakat bahwa kesembuhan sakit cinta adalah menyatunya dua ruh dan badan yang berdekatan”.
Menyatunya dua ruh dan badan itulah yang dinamakan pernikahan. Dikutip dalam buku “Pinanglh Daku Duhai Cintaku karangan Didik Hermawan, Pernah dikatakan oleh Ismail bin Ayyash:”Wahai pnduduk Khaulan, nikahkanlah pemuda pemuudi kalian, karena birahi yang berkobar itu adalah masalah gawat. Maka buatlah persiapan untuk urusan itu dan ketahuilah bahwa tidak ada penolakan bagi siapa saja yang minta izin untuk menikah. Nikah merupakan penyaluran hasrat kejiwaan sekaligus hasrat biologis manusia. Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah saw telah bersabda: “Tidak ada yang bisa dilihat lebih indah oleh orang yang saling mencintai seperti halnya pernikahan” (HR.Al-Hakim)
Allah SWT berfirman: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Ar Rum ayat 21)
Nasihat untuk pria & wanita berkaitan dengan cerita diatas:

1. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda “Wahai sekalian para pemuda barang siapa diantara kalian telah mampu baah (menikah dgn berbagai macam persiapannya) hendak menikah krn menikah lbh menundukan pandangan dan lbh menjaga kehormatan. Barang siapa yg belum mampu menikah hendaklah puasa krn puasa merupakan wijaa (pemutus syahwat) baginya.” HR. Bukhori (4/106) dan Muslim (no. 1400) dari Ibnu Masud
Pria itu godaannya ada pada visual, TERKADANG LAPAR MATA,bahasa buruknya, dan itu fitrah, maka untuk lelaki yang beriman dan berfikir, tundukanlah pandangan, dengan jalan berpuasa..pilihannya hanya 2 yaitu menikah atau berpuasa…….tidak ada pilihan lain..karena pilihan ini sebaik2 penjagaan terhadap hawa nafsu. Tidak ada dalil yang menyarankan kita untuk berpacaran bukan? Karena Allah tahu yang terbaik bagi hambaNya. Nah, ketika pria itu sadar akan kelemahannya, karena memang telah Allah jadikan indah wanita itu pada pandangannya, seharusnya lebih menjaga dan berhati-hati, ikhwan shaleh pasti mampu melakukan itu.
2. Dan bagi kita wanita, makhluk yang Allah jadikan lembut, yang dalam pipi ranumnya tersimpan beban berat dan air mata, serta dalam penciptaannya dari tulang rusuk yang bengkok, yang berarti memang pada fitrahnya harus disayangi dengan lembut dan penuh kehati-hatian. Yang tegarlah, kuatlah, memang pada dasarnya hasrat kita berbicara dan mendengarkan, jadi berkacalah dengan kelemahan itu, berhati-hatilah dengan kegombalan pria yang menyesatkan. Tetaplah menjaga diri dari fitnah, karena gerak-gerik kita sering akhirnya malah menimbulkan fitnah, dan berdampak tidak baik terhadap lawan jenis kita. Maka sadarilah betul, bahwa kelemahan seorang pria adalah kita, jadi jika sepasang kekasih berpacaran, kemudian wanitanya hamil, maka yang tertuduh, dan yang tersudutkan lebih sering wanita, kenapa? Padahal wanita sebenarnya berat melakukan itu pasti banyak berfikir panjang, tapi cinta terkadang memang bisa membutakan logika, dan membuat perasaan lebih menguasai diri ketimbang logika, hilang sudah pengetahuan yang dimiliki berganti menjadi perasaan takut kehilangan, perasaan takut mengecewakan, perasaan takut tidak membahagiakan, karena perasaan lembutnya, karena cintanya yang begitu mendalam, akhirnya menuruti keinginan pria. Namun kenapa akhirnya wanita yang tersudutkan?  Pagi itu saya langsung bertanya kepada pria yang juga kaka kelas saya, dia menjawab: “Salah wanita lah, sudah tahu kelemahan kita adalah wanita, Allah telah jadikan indah pandangan kami terhadap wanita”. Saya langsung tersentak, mengucap “Astaghfirullaahal’adzhiim”.  Jika memang seperti itu, maka engkau duhai Hawa, mantapkan diri untuk selalu dalam keterjagaan, karena keterjagaan kita itu kebaikan untuk semuanya. Semua wanita bisa jadi cantik, namun yang bisa menjadi shalehah, hanya wanita-wanita pilihan Allah yang senantiasa menjaga hidayah.
Wallahu a’lam bis-Shawwab
Naisa Maulidia
Dimulai 3 Juli 2011 dan disempurnakan 12 Oktober setelah cahaya itu hadir 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKELUMIT KISAH MAHASISWI JURUSAN TERTINGGAL “PGTK UNJ”

Game Level 2 Melatih Kemandirian Day 1

Game Level 3 Melatih Kecerdasan Anak Day 2