Games Level 11#Fitrah Seksualitas#Day 2
Fitrah Seksualitas
Penjelasan dari kelompok 2,fitrah seksualitas adalah bagaimana seorang berfikir, merasa & bersikap sesuai fitrahnya sebagai laki laki sejati/perempuan sejati. Pendidikan fitrah seksualitas berbeda δεηgαη pendidikan seks.
3 tujuan utama yg ingin di capai pada pendidikan fitrah seksualitas :
• Membuat anak mengerti tentang identitas seksualnya.
• Mengenali peran seksualitas yang ada pada dirinya.
• Mengajarkan anak untuk melindungi dirinya dari kejahatan seksualitas
Materi ini dibawakan berbobot banget, lengkap.. ∂άn sebagai lanjutan dari materi 1,nyambung banget. ∂άn pertanyaan yang luar biasa, jadi banyak banget ilmu baru.
Di materi 1 aku sadar bahwa fitrah seksualitas itu harus djaga agar tidak terjadi penyimpangan. Aku sadar peran gender melekat pada jenis kelamin kita, laki laki harus jadi laki laki sejati,∂άn perempuan harus jadi perempuan sejati. Tapi bukan berarti laki laki tuh maskulin banget dan prempuan feminis baget. Anak laki perlu mendapat supply feminitas dari ibunya sesuai porsinya agar laki laki yang fitrahnya kuat,rasional jg mampu berempati, pun anak perempuan perlu mendapatkan supply maskulin dari ayahnya agar wanita yang fitrahnya lemah lembut pada situasi tertentu bisa mnunjukan kkuatan ∂άn kemandirian. Ini bahasa presentasi banget :D, ∂άn di materi jelas banget cara mendidik fitrah seksualitas.
sumber: Power point Kelompok PG 2
Ada pembahasan di pertanyaan kelompok 1 yang sebenernya bagian dari kelompok 2 juga yaitu soal mainan. Jadi pemahaman aku tuh, msh engga konsisten, dulu pernah dikasih tau dosen juga kalau anak laki laki boleh saja bermain boneka,karena nanti dia akan jadi seorang ayah. Nah beberapa waktu lalu sempet ikt kulWA juga tentang ftrah seksualitas katanya mainan itu jg mempengaruhi gender..
Kemudian nyimak diskusi kelompok bahwa permainan anak tidak mengenal gender. Anak belajar gender dari keteladanan lingkungan termasuk ayah ibu. Untuk mengasah maskulinitas dan feminitas, anak harus terpapar kegiatan bersama ayah dan ibu disesuaikan tahap usianya. Nah diperkuat hasil penelitian eksperimental. Membandingkan antara : Anak laki2 dan perempuan diberi fasilitas yg sama tapi pendampingnya berbeda. Kelompok 1 ditemani ayah, kelompok 2 ditemani ibu. Menurut penelitian itu anak belajar gender justru dr respon ortunya bukan dr mainannya. Misalkan respon ayah yg tegas : simpan mainanya. Dan respon ibu yg lebih kooperatif, mau disimpen dulu bukunya?
Jadi soal mainan sekarang aku udah engga bingung,karena itu cuma media, anak belajar dari respon orangtuanya. Boleh saja ayasha mainan mobilan, tapi saat dimainkan umi memberi pijakan berupa pendidikn fitrah seksualitas,atau respon respon yang feminim.
Dan untuk interaksi lawan jenis bagi anak juga macam macam jawabannya ada yang memang dari kecil sudaj dipisah dikenalkan tentang mahram ∂άn bukan mahram. Tapi di klompok 1 berpendapat bahwa pemisahan perempuan ∂άn laki laki sejak dini akan membatasi ruang belajar anak. Karena sebetulnya kebutuhan belajar anak mencakup banyak hal, termasuk sosialisasi, adaptasi, individualisme, dll. Sehingga pemisahan laki2 dan perempuan sejak dini sepertinya akan membatasi ruang belajar anak.
Nah,orangtua sebagai observer mungkin akan mendapat formula baru.
Kemudian di materi ini juga dibahas soal psikososial,ada 4 fase; fase oral, fase anal, fase phalic, dan fase laten.
Ini menjadi menarik banget,karena ayash juga lagi muncul suka anatomi tubuh oranglain ∂άn diri sendiri. Penjelasannya:
"Anak2 usia 3-5 tahun akan mengalami fase phalic. Fase di mana si Anak mulai merasakan sensasi seksual di kelaminnya. Pada fase ini anak akan senang mempermainkan kelaminnya. Tahapan anak bermain dengan genitalnya merupakan hal yang normal.
Jika terjadi, kita bisa mengalihkan perhatian anak dengan mengajak bermain atau memberikan mainan kesukaan.
Fase phalic akan segera berlalu dan beralih ke fase laten pada usia 5 atau 6 tahun.
Fase laten sendiri adalah fase di mana anak lebih banyak terfokus pada tumbuh kembang fisik dan kognitifnya.
Nah, untuk aplikasiin pendidikan fitrah ke Ayash ada tips:
- Bisa eksplorasi bersama barang2 yg feminin, seperti bedak, baju, hijab, ke salon bareng, dll
- Menunjukkan peranan seorang wanita : mendidik dan merawat dengan kasih sayang, menyiapkan kebutuhan keluarga bersama
- Saat mendengarkan curhat, bisa merespon dengan empati dan memberi pendapat dengan "Ini menurut Mama dari sisi seorang perempuan ya, blabla... Coba kamu tanya Ayah, menurut Ayah gimana.."
Okeh siap kita garap ya yash..
Komentar
Posting Komentar